Dream : December 28, 2017
Di mimpiku kala ini aku pergi kesebuah daerah seperti
Pasaraya dimana kegaiatan pameran beragam hasil kerajinan tangan dilakukan disana. Aku tertarik untuk membeli
sebuah tas untuk mengganti tasku yg sudah lama. Aku berjalan sambil
melihat-lihat ke beberapa toko yang menjual tas wanita. Lalu aku menemukan
sebuah toko, dimana penjual di toko tersebut sudah berumur. Aku segera bergegas
ke toko itu dan memilih tas disana. Lumayan banyak model tas yang disediakan,
dan pilihan ku jatuh pada tas bewarna merah di rak kayu yang ada di depan toko
itu. Aku pun membelinya.
Setelah itu aku kembali ke
rumah. Namun, saat ditengah perjalanan aku mendengar kabar jika ada sebuah
daerah yang terkena bencana alam, dan daerah itu ternyata tak jauh dari rumah yang menjadi tempat
tinggal ku saat ini.
Aku terkejut. Namun, juga bersyukur karena bukan tempat tinggal ku yang terkena bencana
tersebut, walaupun memang akan terkena dampaknya. Terkejut, karena ternyata bencana yg telah terjadi itu besar dan meluluh lantahkan daerah di dekat
tempat tinggalku.
Tanpa pikir panjan aku mempercepat
laju kendaraanku untuk bisa sampai dengan segera ke rumah. Dan ya benar
dugaanku, rumahku juga terkena dampaknya, bahkan rumah-rumah warga yang berada
di samping rumahku pun juga terkena dampak dari bencana itu. Hemm gempa bumi
memang dahsyat.
Karna rasa kemanusiaan, aku dan
teman-temanku
membuat sebuah kesepakatan untuk membantu meringankan beban korban bencana
tersebut. Banyak dari mahasiswa lain juga turut membantu. Sampai ada seniorku
yang otaknya tidak pernah sekalipun berpikir tentang membantu orang lain pun
turut ikut membantu. Tumben pikirku.
Dia. Seniorku itu berkata padaku dan teman temanku bahwa dia mengikuti satuan
militer dari daerah tempat tinggalnya untuk mendistribusikan bantuan ke daerah
tempat tinggalku. Dan aku pun menyetujuinya, hitung -hitung satuan militer
tersebut dapat turut membantu mengevakuasi korban bencana di bawah reruntuhan bangunan yang sulit untuk
dipindahkan oleh sedikit orang.
Saat aku berjalan di sekitar
lokasi, mobil militer pun datang. Namun, karena mobil yang ditumpangi seniroku
itu panjang dan bermuatan banyak, juga didukung jalan yang sangat sempit untuk mencapai lokasi kami,
mobil itu tidak dapat berbelok dan alhasil mobil yang ditumpangi seniorku itu
pun terguling.
Akupun kaget dan berlari bergegas ke
tempat kejadian. Kulihat satuan militer juga seniorku. Mereka tertindih bantuan
yang mereka bawa. Satu persatu dari mereka pun keluar dari mobil tersebut.
Seniorku juga termasuk, tapi ternyata saat aku mengecek keadaan dia, kaki
sebelah kanannya terluka sangat parah hingga darah banyak keluar dari kaki
bagian paha belakangnya dan membasahi baju lapangan yang ia gunakan, dugaanku
karena dia memaksakan kakinya untuk dapat segera keluar dan saat ingin
mengeluarkan kakinya, kakinya pun tersangkut besi yang ada di mobil tersebut.
Aku mencoba memapah dia untuk
sampai ke pondokan di lokasi bencana tersebut, sambil aku berkata untuk
berjalan pelan-pelan dan juga mengatakan untuk ke pondokan dulu sebelum ke rumah
sakit. Karena memang terbatasnya kendaraan untuk mencapai rumah sakit, makan
mau tidak mau kami harus ke pondokan terlebih dahulu, itupun harus di tempuh
dengan berjalan kaki.
Sesampainya di pondokan aku mencoba
mendudukkan dia ke tempat yang nyaman untuk ia duduki, memberi nya bubur dan
teh hangat juga mengingatkan kain di kakinya untuk srmentara menghentikan
pendarahan di kakinya. Ya lumayan usaha itu membuahkan hasil.
Sambil menahan sakit dia pun memakan bubur
yang aku beri.

Comments
Post a Comment